Minggu, 23 November 2014

Masturbasi Membuat Pasutri Lebih Harmonis

Masturbasi Membuat Pasutri Lebih Harmonis
Sekitar 89-92 persen wanita pernah melakukan masturbasi, meski hanya sekali dalam hidupnya. Masturbasi atau onani merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi hasrat seksual. Meski tidak ada bukti ilmiah, banyak yang mengatakan masturbasi membuat fisik dan mental tidak sehat, bahkan membahayakan. Namun, ternyata masturbasi bisa membuat hubungan suami istri semakin harmonis. Benarkah?

Di kalangan wanita, masturbasi atau onani jarang dijadikan sebagai bahan perbincangan. Selain bukan sebagai aktivitas yang lazim dilakukan, masturbasi seolah-olah masih tabu dibicarakan di kalangan wanita. Hingga saat ini masturbasi masih diidentikkan dengan kaum adam. Padahal tidak ada larangan bagi kaum hawa untuk melakukannya. Meski masih malu-malu mengakuinya, sebanyak 89-92 persen wanita ternyata pernah melakukannya.

Lantas apa itu masturbasi? Sebenarnya masturbasi adalah ekspresi seksual yang alamiah. Judith Golden, terapis seks dari Toronto, Kanada, mengatakan masturbasi adalah sebuah bagian kesehatan seksual yang dinilai jauh lebih sehat dibandingkan dengan hubungan seks yang tidak aman. Banyak orang dengan berbagai latar belakang budaya melakukan aktivitas ini. Namun memang beberapa orang masih ragu untuk melakukan dan mengakuinya.

Dijelaskan oleh dr. Anita Gunawan, M.S, SpAnd, dokter spesialis andrologi, masturbasi merupakan kegiatan seksual untuk memuaskan diri sendiri. Ada dua versi etimologi untuk masturbasi. Pertama, dari bahasa Yunani, mezea (ueisd, bentuk jamak untuk MR.P) atau dari gabungan kata bahasa Latin, manus (tangan) dan turbare (mengganggu).

Kedua, versi lainnya adalah gabungan dari kata Latin manus (tangan) dan stuprare (mempermainkan), sehingga berarti “mempermainkan alat kelamin dengan tangan”. Masturbasi juga kerap didefinisikan sebagai perangsangan seksual pada organ kelamin yang dilakukan dengan sengaja. Perangsangan ini bisa dilakukan tanpa alat bantu ataupun menggunakan obyek atau alat.

Mengenal Tubuh. Masturbasi untuk sebagian orang diistilahkan sebagai “swalayan”. Meski dianggap tabu, masturbasi sebenarnya dapat dijadikan alat untuk mengenal tubuh sendiri dan mengetahui apa yang dapat menyenangkan untuk dirinya. Masturbasi juga dapat membantu wanita belajar mengenai apa yang membuatnya bergairah. Ini berkaitan dengan memahami kebutuhan tubuh seperti titik-titik tubuh mana yang dapat memicu sensasi.

Bahkan, masturbasi bisa dijadikan cara untuk berkomunikasi dengan pasangan. Karena itulah, masturbasi bisa dijadikan aktivitas yang suportif yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keharmonisan kehidupan seksual pasangan suami istri. Bahkan jika dilakukan sewajarnya, masturbasi dapat menyehatkan secara psikologis.

Hormon-hormon seperti oksitosin yang diproduksi tubuh saat mencapai orgasme setelah masturbasi dapat membantu menghilangkan depresi secara natural. Hormon lain yang akan keluar saat melakukan masturbasi seperti dopamin dan epinefrin dapat membantu meningkatkan suasana hati seseorang. Hal ini hampir sama dengan melakukan hubungan seks yang bisa merangsang terbentuknya zat penenang bagi otak.

Untuk wanita yang belum menikah, jika gairah yang muncul ditekan terus menerus tanpa tersalurkan, ada kemungkinan akan terjadi ketegangan emosi. Dengan menyalurkan gairah lewat aktivitas ini, ketegangan pun akan mengendur. Terdapat beberapa efek positif lain yang akan didapat setelah melakukan masturbasi, antara lain adalah dapat menghilangkan stres. Masturbasi juga dapat melawan insomnia secara natural. Peran hormon yang diproduksi tubuh saat orgasme, seperti hormon dopamin, oksitosin dan epinefrin, dapat menghilangkan stres, serta membantu seseorang untuk tidur lebih nyenyak.

Masturbasi juga dapat menjadi alternatif hubungan seksual yang hemat dan sehat, bila dibandingkan dengan melakukan hubungan seksual dengan penjaja seks atau melakukan seks bebas. Memuaskan hasrat seksual dengan melakukan rangsangan pada diri sendiri memang lebih aman daripada harus melakukan hubungan seksual dengan orang yang tidak dikenal. Apabila melakukan hubungan seks dengan lawan jenis, apalagi yang tidak tahu asal usulnya bisa saja membuat Anda terkena penyakit menular seksual, seperti HIV/AIDS.

Kecemasan. Tidak ada perbedaan yang mencolok antara masturbasi pada pria maupun wanita. Menurut pandangan seorang psikolog, masturbasi bisa dilakukan dengan metode apa saja. Cara apapun dianggap normal. dari sebuah survei diketahui bahwa jari tangan dan vibrator adalah dua metode yang umum digunakan oleh wanita untuk bermasturbasi. Masih menurut survei dikatakan 30 persen wanita menyatakan pernah menggunakan alat vibrator untuk mencapai kepuasan seksual. Untuk yang menggunakan jari sebaiknya pastikan bahwa tangan benar-benar bersih agar tidak ada kuman yang masuk ke dalam alat kelamin.


Namun, tidak sedikit wanita yang dilanda kecemasan akan dampak yang dapat ditimbulkan dari kegiatan masturbasi. Sebenarnya masturbasi aman apabila dilakukan dengan benar dan aman. Bahaya masturbasi secara medis belum tentu terjadi seperti yang ditakutkan. Banyak atau sedikitnya frekuensi masturbasi secara umum tidak menunjukkan seseorang memiliki masalah atau tidak. Jika Anda melakukan masturbasi lima kali dalam sehari, serta Anda tetap sehat, merasa puas dan bahagia, tandanya tidak ada yang salah dalam hidup Anda. Namun apabila Anda terlalu sering melakukan masturbasi sehingga mengganggu produktivitas dalam bekerja perlu dikonsultasikan dengan psikolog, psikiater atau terapis seks. Niken (Info Kecantikan)

0 komentar:

Posting Komentar